Sabtu, 11 Agustus 2018

BIOGRAFI DAN BENTUK PERJUANGAN FRANS KAISIEPO

FRANS KAISIEPO


Biografi singkat
Nama : Frans Kaisiepo
Tempat Lahir :  WardoBiakPapua
Tanggal Lahir :  10 Oktober 1921 
Tempat dan tanggal Wafat :  JayapuraPapua10 April 1979
Agama : Kristen Protestan
Keluarga : -
 Menikah dengan Anthomina Arwam dan dikaruniai 3 orang anak.

           - Setelah istri pertama meninggal dunia, kemudian pada tanggal 12 November 1973 ia menikah dengan Maria Magdalena Moorwahyuni dari Demak Jawa Tengah dan dikaruniai seorang anak.

         Frans Kaisiepo adalah pria kelahiran Wardo, Biak, Papua pada 10 Oktober 1921. Pahlawan Nasional yang satu ini punya jasa besar khususnya terhadap kehidupan masyarakat di Papua sebab ia pernah menyandang status sebagai Gubernur Papua ke-4. Ia jugalah yang berada di belakang asal-usul nama Irian. Jasa lain yang masih diingat publik adalah keikutsertaannya dalam Konferensi Malino di tahun 1946. Ia memang sejak lama ikut serta dalam gerakan Kemerdekaan Republik Indonesia. 

        Ia sudah antusias bahkan saat masih berusia belia. Sempat suatu waktu sang pendiri PKII bernama Silas Papare ditangkap oleh Belanda. Ia kemudian bersama beberapa rekan berinisiatif untuk menyatukan wilayah Irian agar menjadi bagian dari Indonesia. Ia sangat anti dengan Pemerintahan Belanda saat itu. Bahkan ia sempat meminta sang putra bernama Markus Kaisiepo untuk mengganti nama sekolah dari yang semula disebut Papua Bestuurschool menjadi Irian Bestuurschool. 

        Menurutnya, nama Irian memiliki arti besar terutama kaitannya dengan semangat persatuan masyarakat agar tidak mudah untuk takluk di tangan Belanda. Ia dan beberapa teman sangat antusias menjelang presiden memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia. Ini dibuktikannya dengan memperdengarkan lagu kebangsaan beberapa hari menjelang proklamasi, tepatnya pada 14 Agustus 1945. Ia juga merupakan salah satu dari pahlawan TRIKORA. Ia berjasa di dalam pembentukan Partai Indonesia merdeka pada 10 Juli 1946.

          Yang menjabat sebagai ketua saat itu adalah Lukas Rumkofen. Ia pun kemudian diutus untuk pergi menghadiri Konferensi Malino 1946. Itu merupakan peristiwa penting dalam sejarah hidupnya sebab dalam konferensi tersebut, ia merupakan satu-satunya perwakilan dari Irian. Disana ia menyuarakan aspirasinya agar nama Papua diganti menjadi Irian. Hanya berselang 1 tahun, Belanda mencoba melakukan penekanan sehingga perang pun pecah di Biak, Irian. Kaisiepo merupakan salah satu tokoh penting dalam pergerakan tersebut. Sikap antinya terhadap Belanda kembali ditunjukkan dengan menolak dipilih sebagai wakil Belanda di Konferensi Meja Bundar. 

           Atas sikap kerasnya itu, ia kemudian ditahan dalam periode yang cukup lama, mulai dari 1954 – 1961. Penahanan tersebut tidak menyurutkan semangatnya. Bahkan ia kembali menemukan jati diri dengan menjadi pendiri Partai Politik Irian pada 1971. Misi utama dari pembentukan partai tersebut adalah agar supaya wilayah nugini bisa bersatu dengan Indonesia. Pada periode ini sempat terjadi peristiwa penting termasuk TRIKORA (Tiga Komando Rakyat). Frans Kaisiepo menghembuskan nafas terakhir pada 10 April 1979, kemudian raganya disemayamkan di Taman Makam Pahlawan Cendrawasih di Biak.

          Untuk mengenang jasanya, namanya diabadikan sebagai nama Bandar Udara Frans Kaisiepo di Biak Selain itu namanya juga di abadikan di salah satu KRI yaitu KRI Frans KaisiepoPada tanggal 19 Desember 2016, ia diabadikan dalam uang kertas Rupiah baru pada pecahan Rp. 10.000,00.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CARA SETTING ACCESS POINT